~¤~ HARI-HARI SUNNAH BERPUASA ~¤~
ﺑِــــﺴْﻢِ ﭐﻟﻠَّـــﻪِ ﭐﻟـﺮَّﺣْـﻤٰـﻦِ ﭐﻟﺮَّﺣِﻴــــﻢِ
1.) Hari Arafah, Yaitu tanggal 9 Dzulhijah
Bagi orang yang tidak mengerjakan Haji
Dari Abu Qatadah Al-Anshary ra :
Bahwasanya Rasulullah pernah ditanya dari hal puasa Arafah,
Beliau bersabda ;
“Puasa itu menghapus dosa tahun yang lalu dan tahun yang akan datang”
Dan beliau ditanya dari hal puasa Asyura,
beliau bersabda :
“Menghapus dosa tahun yang lalu”
Dan beliau ditanya lagi dari hal puasa Senin,
beliau bersabda :
“Hari itu adalah hari dimana aku dilahirkan, dan dimana aku dijadikan Rasul dan diturunkannya padaku wahyu”
(HR. Muslim)
2.) Hari Al Asyr : 9 (Sembilan) Hari Pertama Dzulhijah
Dari Ibnu ‘Abbas, Rasulullah SAW bersabda,
“Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan DzulHijah)”
Para sahabat bertanya,
“Tidak pula jihad di jalan Allah?”
Rasulullah menjawab,
“Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dg jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun”
(HR. Abu Daud, At Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)
Hafsah r.a. menceritakan;
“4 amalan yang tidak ditinggalkan Rasulullah SAW Yaitu;
Puasa ‘Asyura, puasa al-‘asyr, puasa 3 hari pada setiap bulan dan sholat 2 rakaat sebelum subuh”
(HR. Imam Abu Daud dan an-Nasai)
Menurut ulama hadits, yang dimaksud puasa al-‘asyr dalam hadis diatas ialah hari pertama Dzulhijah hingga hari ke sembilannya
3.) Hari Asyura : 10 Muharram
Aisyah ra pernah ditanya tentang puasa Asyura,
ia menjawab,
“Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW puasa pada suatu hari yang beliau betul-betul mengharapkan fadilah pada hari itu, atas hari-hari lainnya, kecuali puasa pada hari ke 10 Muharam”
(HR. Muslim)
Dari Ibnu Abbas RA, ketika Rasulullah SAW tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa
Rasulullah SAW bertanya,
“Hari apa ini? Mengapa kalian berpuasa?”
Mereka menjawab,
“Ini hari yang agung, hari ketika Allah menyelamatkan Musa dan kaumnya serta menenggelamkan Fir’aun, Maka Musa berpuasa sebagai tanda syukur, Maka kami pun berpuasa”
Rasulullah SAW bersabda,
“Kami orang Islam lebih berhak dan lebih utama untuk menghormati Nabi Musa daripada kalian”
(HR. Abu Daud)
4.) Hari Tasu’a : 9 Muharram
Ibnu Abbas RA menyebutkan, Rasulullah SAW melakukan puasa As-syura dan beliau memerintahkan para sahabat untuk berpuasa
Para sahabat berkata,
“Ini adalah hari yang dimuliakan orang Yahudi dan Nasrani”
Maka Rasulullah SAW bersabda,
“Tahun depan insya Allah kita juga akan berpuasa pada tanggal 9 Muharam, Namun, pada tahun berikutnya, Rasulullah telah wafat”
(HR. Muslim, Abu Daud)
Berdasar pada hadist ini, disunahkan bagi umat Islam untuk berpuasa pada tanggal 9 Muharam
Sebagian ulama mengatakan, sebaiknya puasa selama tiga hari, yaitu 9, 10, 11 Muharam
5.) Tanggal 9, 10, 11 Muharam
Ibnu Abbas r.a. berkata,
Rasulullah SAW bersabda,
“Puasalah pada hari Asyura, dan berbedalah dengan orang Yahudi,
Puasalah sehari sebelum Asyura dan sehari sesudahnya”
(HR. Ahmad)
6.) Tiga hari pada tiap-tiap bulan
Dari Abu Dzar ra. ia berkata :
Rasulullah SAW menyuruh kami berpuasa 3 hari dalam sebulan ;
Yaitu tanggal 13, 14, dan 15”
(HR. An-Nasa’i, At-Tirmidzi dan disahkan oleh Ibnu Hibban)
7.) Hari Senin dan Kamis
Abu Hurairah ra berkata :
Rasulullah SAW bersabda:
“Amal perbuatan itu diperiksa tiap hari Senin dan Kamis, maka saya suka diperiksa amalku sedang saya puasa”
(HR. At-Tirmidzy)
Rasulullah SAW ditanya dari hal puasa hari senin, beliau bersabda :
“Hari itu adalah hari dimana aku dilahirkan, dan dimana aku dijadikan Rasul, dan diturunkannya padaku wahyu”
(HR. Muslim)
8). Puasa Nabi Daud
Rasulullah SAW bersabda,
“Puasa yang paling disukai oleh Allah adalah puasa Nabi Daud,
Shalat yang paling disukai Allah adalah Shalat Nabi Daud,
Beliau biasa tidur separuh malam,
Dan bangun pada sepertiganya,
Dan tidur pada seperenamnya
Beliau biasa berbuka sehari dan berpuasa sehari”
(HR. Bukhari Muslim)
9.) 6 hari pada bulan Syawal
Dari Abi Ayyub Al-Anshari ra. bahwasanya Rasulullah SAW bersabda :
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan, kemudian diikutinya puasa itu dg puasa 6 hari pada bulan Syawal, Maka pahalanya akan sama dengan puasa satu tahun”
(HR. Muslim)
10.) Bulan Muharam
“Sebaik-baik puasa setelah puasa ramadhan adalah puasa di bulan muharam, dan sebaik-baik shalat setelah shalat fardhu adalah shalat malam”
(HR. Muslim, Abu Daud, Tarmizi, dan Nasa’ )
11.) Bulan Sya’ban
Dari Usamah bin Zaid ra, dia berkata pada rosul,
“Ya Rasulullah, saya tidak pernah melihatmu berpuasa dalam suatu bulan dari bulan-bulan yang ada seperti puasamu di bulan Sya’ban”
Maka beliau bersabda:
“Itulah bulan yang manusia lalai darinya, antara Rajab dan Ramadhan Dan merupakan bulan yang di dalamnya diangkat amalan-amalan kepada rabbul ‘alamin Dan saya menyukai amal saya diangkat, Sedangkan saya dalam keadaan berpuasa”
(HR. An-Nasa’i)
Dari ‘Aisyah ra berkata,
“Adalah Rasulullah SAW berpuasa sampai kami katakan beliau tidak pernah berbuka Dan beliau berbuka sampai kami katakan beliau tidak pernah berpuasa. Saya tidak pernah melihat Rasulullah menyempurnakan puasa satu bulan penuh, kecuali Ramadhan Dan saya tidak pernah melihat beliau berpuasa lebih banyak dari bulan Sya’ban”
(HR. Bukhari, Muslim dan Abu Dawud)
12.) Bulan-Bulan Haram
Bulan-bulan Haram itu adalah Dzul-Qaedah, Dzul-Hijjah, Muharram dan Rajab
“Puasalah pada bulan-bulan haram”
(HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Imam Ahmad)
Dari Abi Bakrah RA bahwa Nabi SAW bersabda:
“Setahun ada dua belas bulan, empat darinya adalah bulan suci
Tiga darinya berturut-turut; Zulqa’dah, Zul-Hijjah, Muharam dan Rajab”
(HR. Imam Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Ahmad)
*** HARI-HARI MAKRUH BERPUASA
1. Khusus Hari Jum’at, kecuali kalau telah berpuasa sejak hari sebelumnya
Dari Ab Hurairah ra. dari Nabi SAW, beliau bersabda:
“Jangan kalian mengistimewakan malam Jumàt untuk sembahyang daripada malam-malam lainnya, dan jangan kalian mengistimewakan hari Jumàt untuk berpuasa dan pada hari-hari lainnya, kecuali bagi seseorang diantara kalian yang kebetulan harus berpuasa di hari itu”
(HR. Muslim)
Bahwasanya Rasulullah SAW bersabda :
“Jangan sekali-kali seseorang diantara kamu berpuasa di hari Jumàt, kecuali ia berpuasa pula satu hari sebelumnya atau sesudahnya”
(HR. Muttafaq ‘Alaih)
2. Puasa wishal
Yaitu seorang yang melakukan puasa, tidak berbuka puasa hingga waktu sahur
Dari Abi Hurairah ra, ia berkata, Rasulullah SAW telah melarang berpuasa tidak berbtlka (wishal), maka berkata seorang laki-laki dari kaum muslimin
“Tapi engkau berwishal ya Rasulullah”
Beliau menjawab,
”Siapa diantara kamu yang seperti aku, di waktu malam aku diberi makan dan minum oleh Allah”
Ketika mereka enggan berhenti dari wishal, beliau ajak mereka berwishal satu hari, kemudian satu hari lagi,
Kemudian mereka melihat hilal, lalu beliau bersabda :
“Kalaulah hilal itu lambat datangnya, aku akan tambah wishal buat kamu”
Sebagai memberi pelajaran kepada mereka tatkala mereka enggan berhenti dari wishal
(HR. Muttafaq‘alaih)
3. Puasa Dahriya
Yaitu puasa yang terus-menerus
Dari Abdullah bin ‘Umar ra. ia berkata ;
Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak dianggap berpuasa orang yang berpuasa selama-lamanya”
(HR. Muttafaq ‘alaih)
4. Isteri Yang Puasa Sunnah tidak dengan izin suaminya
Dari Abi Hurairah ra, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda :
“Tidak halal bagi wanita berpuasa, sedangkan suaminya ada di rumah, kecuali dengan seizinnya”
(HR. Muttafaq ‘alaih dan lafadz ini dalam riwayat Bukhari)
Abu Dawud menambahkan :
“Kecuali puasa Ramadhan...”
*** HARI-HARI DIHARAMKAN UNTUK BERPUASA
1. Hari Raya’Idul Fithri, 1 Syawal
Dari Abi Sa’id Al-Khudlriyyi ra.
Bahwasanya “Rasulullah SAW telah melarang puasa pada dua hari : hari Idul Fithri dan hari Idul Adha”
(HR. Muttafaq’alaih)
2. Hari raya Idul Adha ; 10 DzulHijjah
Lihat dalil di atas “1”
3. Hari Tasyriq : 11, 12 dan 13 DzulHijjah
Dari Nubaitsah Al-Hudzali ra. ia berkata :
Rasulullah SAW bersabda :
“Hari-hari tasyriq itu adalah hari makan dan minum, dan hari dzikir kepada Allah ‘Azza wa Jalla”
(HR. Muslim)
Dari dalil hari-hari haram berpuasa ini , maka jelaslah bahwa kita diperbolehkan puasa kapan saja (dg memperhatikan hari/hal-hal yang dimakruhkan),
Kecuali pada hari-hari yang diharamkan
Di antara pengaruh puasa sunnah adalah:
1. Puasa sunnah dapat digunakan oleh seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Rabb-nya,
Karena membiasakan diri berpuasa setelah Ramadhan merupakan tand diterimanya amal perbuatan, insya Allah
Hal ini karena Allah jika menerima amal seorang muslim,
Maka Dia akan memberikan petunjuk kepadanya untuk mengerjakan amal shalih setelahnya
2. Puasa Ramadhan yang dikerjakan dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala, akan mengharuskan pemberian ampunan atas dosa-dosa sebelumnya
Orang-orang yang berpuasa akan mendapatkan pahala pada hari Idul Fithri, karena hal itu merupakan hari pemberian pahala
Puasa setelah Ramadhan merupakan bentuk rasa syukur terhadap nikmat ini bagi hubungan seorang muslim dengan Rabb-nya
3. Puasa sunnah merupakan janji seorang muslim kepada Rabb-nya, bahwa musim ketaatan itu akan terus berlangsung dan bahwasanya kehidupan ini secara keseluruhan adalah ibadah
Dengan demikian, puasa itu tidak berakhir dengan berakhirnya bulan Ramadhan,
tetapi puasa itu teru disyari'atkan sepanjang tahun
Maha benar Allah Yang Maha Agung ketika berfirman:
“Katakanlah, Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah”
(Qs. Al-An'aam : 162)
4. Puasa sunnah menjadi sebab timbulnya kecintaan Allah Subhanahu wa Ta'ala kepada hamba-Nya serta pengabulan do'anya, penghapusan kesalahan-kesalahannya, pelipat gandaan kebaikan-kebaikannya, peninggian derajatnya, serta keberuntungannya mendapatkan Surga kenikmatan
Wallahu àlam
Semoga bermanfaat
***
Referensi :
Sabtu | 5 September 2011
*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar